Minggu, 12 April 2015

Human Philosophical Reflection 1 : Greece and Rome Philosophy, Changing, Concept of the Body, and the Games

Gambar 1
1. Greece Philosophy








1.1. Greek Influence
Perkembangan Yunani kebanyakan dipengaruhi oleh kepercayaan dunia Barat tentang tubuh dan pendidikan jasmani, seperti pengaruh Yunani dan Fenisia.

Terdapat dua sistem metafisik di Yunani, yaitu:

  • Naturalistik: kodrat manusia adalah rohani dan jasmani. Penekanan pada pencapaian keseimbangan yang diinginkan, pendidikan jasmani dan intelektual. Pandangan ini jauh lebih dikenal umum.
  • Anti naturalistik: kodrat manusia diciptakan oleh pikiran. Pikiran dijunjung tinggi dari tubuh dan pendidikan jasmani tidak dibutuhkan. 

1.2. Philosophical Positions: The Body
Dualism: keberadaan manusia berdasarkan oleh dua keyakinan yaitu metafisik dan teologis. Socrates dan Plato memiliki implikasi yang besar dalam pendidikan jasmani. 

1.3. Plato: View of Physical Education
Mendukung pendidikan ideal sebagai keselarasan pikiran dan tubuh.

1.4. Classical Humanism
Menekankan pada keberadaan manusia dan kesejahteraannya. Plato sifatnya tidak humanis, dia lebih menekankan pikiran daripada tubuh. 
1.5. Idealisme Yunani: Arete & Agon
Cita-cita atau idealisme yang dimiliki oleh setiap orang Yunani diantaranya berdasarkan:

  • Arete sifatnya sementara, hanya ketika individu sedang berjuang untuk mencapai sesuatu. Arete termasuk kebajikan, keterampilan, kecakapan, kebanggaan, keunggulan, keberanian dan bangsawan. 
  • Agon termasuk dalam kompetisi musik, puisi, berbicara di depan umum dan acara lainnya. Homer direferensikan sebagai tempat pertemuan dimana pertandingan atletik akan diadakan.

1.6. Greek Sport

1.6.1. Sejarah

  • Kelahiran Olympic Games (776 SM).
  • Permainan Pemakaman menghormati almarhum dan senang Dewata.

1.6.2. Historical Perspective

  • Romantic view: pendekatan yang meliputi kenaikan dan penurunan. Tahun kemenangan pada tahun kelima dan keenam.
  • Traditional view: olahraga berevolusi dari permainan dijelaskan oleh Homer.
  • Modern sport historians: banyak yang bentuknya non traditionalists.  Olahraga bertumbuh dari kontak dengan peradaban Yunani dan sekitarnya.

1.7. Athens and Sparta: A Tale of Two City-States
Athena dan Sparta merupakan bagian dari Yunani yang paling terkenal dan mempunyai kebudayaan yang sangat kontras. Athena berpusat pada kebudayaan dan pembelajaran. Athena dididik oleh keluarga mereka masing-masing. Kaum perempuan Athena tidak berpartisipasi seperti perempuan Sparta.

1.8. Ancient Olympic Games
Patung yang rumit dan bentuk-bentuk kesenian lainnya mulai dibangun. Yunani percaya bahwa kemengan (atletik, militer, etc) merupakan tahbisan dari para dewa. Olympia adalah lokasi yang suci dimana terjadi berbagai macam kemenangan. Kecurangan pernah terjadi di Olimpiade serta festival atletik lainnya didunia Yunani. Hanya kaum pria yang diizinkan untuk bersaing dan menonton sedangkan kaum wanita yang sudah menikah tidak diperbolehkan untuk menghadiri acara tersebut. Kompetisi non atletik biasanya berada pada bidang kesenian seperti filsafat, puisi, musik. Juara Olimpiade dapat disebut sebagai seorang pahlawan.

2. Rome Philosophy




Gambar 2






2.1. The Etruscans
Kaum Etruria dikenal sebagai Tyrrhenians oleh orang Yunani. Mereka mencapai puncaknya di Italia dari 8 sampai abad ke-5 SM Herodotus. Eturia berasal dari Asia Kecil.
Pada tahun 1958, ditemukan makam yang berisi lukisan yang menggambarkan berbagai jenis olahraga. Makam tersebut dikenal sebagai Makam Olimpiade. Patung yang menggambarkan pegulat pria dan wanita saling bersaing juga ditemukan. Patung tersebut menunjukkan bahwa pria dan wanita kaum Etruscan keduanya aktif dan berkompetisi melawan satu sama lain. Olahraga merupakan pekerjaan dan festival atletik merupakan hiburan.

2.2. Etruscan Sport
Cenderung menggunakan kekerasan dimana para tahanan digunakan sebagai korban untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Para tahanan digunakan sebagai hiburan dengan bertempur sampai mati.



Gambar 2.2


2.3. Ancient Rome

  • Republik Romawi (didirikan setelah kemenangan atas Etruria 509 SM).
  • Kekaisaran Romawi (didirikan pada 27 SM). Dibagi dalam abad keempat M.
  • Empire Barat, berpusat di Roma, berlangsung sampai AD 476.
  • Empire Timur, berpusat di Konstantinopel (sekarang Istanbul), berlangsung sampai AD 1453.
Gambar 2.3


2.4. Roman Emperor Nero
Dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani dan mempunyai kepercayaan bahwa kejeniusan Yunani itu layak. Pada jaman ini, diadakan Olimpiade khusus untuk menghormatinya.

2.5. Roman & Greeks: Cultural Analysis
Roma tidak menjunjung tinggi nilai kecerdasan dan kebudayaan seperti Yunani. Mereka berfokus pada segala hal yang praktis (utilitarian) dibandingkan sesuatu yang estetika. Roma tidak memberikan kontribusi banyak dalam kemajuan filosofis dan ilmiah dibandingkan dengan Yunani. 

2.6. Roman Beliefs
Agama Romawi sifatnya tidak terlalu berfokus pada roh. Jarang dilaksanakan upacara, misteri dan kekaguman. Keyakinan para Romawi sangat penting untuk perkembangan dan kelangsungan hidup masyarakatnya. Roma jauh lebih inklusif pada budaya lain selain budaya Yunani.

2.7. Philosophic Orientation: the Cynics
Sebuah kelompok yang berfokus pada pengarajaran Socrates. Mempunyai kepercayaan pada kepentingan karakter dan ketidakpedulian terhadap keadaan sekitar.

2.8. Philosophic Orientation: the Stoics
Tidak seperti Plato dan Socrates, Stoics mempercayai tubuh atau jasmani. Indera yang dimiliki digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Menolak metafisika dan mengklaim agama tentang moralitas. Memiliki penekanan pada pencapaian kebahagiaan pribadi melalui perilaku pribadi yang positif apapun yang menjadi rintangannya.

2.9. Epicureans

  • Menolak metafisika dan agama pada perilaku seseorang (hampir sama dengan Stoicisme) dan menentang idealisme. Mengembangkan individu yang berkebudayaan dan menemukan kebahagiaan lewat pemikiran mereka. 

2.9. Roman Sport: Change Over Time

  • Republik awal: orang-orang sehat secara fisik dan aktif terlibat dalam kontes atletik tetapi tidak tertarik dalam kompetisi atletik gaya Yunani. Kelas atas mengembangkan permainan bola, pijat dan Thermae (kolam permandian).
  • Era Kekaisaran: orang-orang kurang tertarik pada kebugaran fisik pribadi dan atletis Yunani tidak dihargai oleh militer utilitarian Roma. Roma menjadi bangsa penonton yang menikmati hiburan massa dan pembantaian.

2.10. Roman Sport and the Military
Para calon prajurit dilatih untuk menjadi prajurit yang patuh, taat dan disiplin. Legions ditakuti diseluruh dunia kuno dan filsafat Stoic mendukung sistem militer ini.

2.11. Roman Science
Claudius Galen disebut sebagai bapak kedokteran olahraga yang belajar kedokteran sejak dia berumur 17 tahun. Dia mempraktekan pembelajarannya pada gladiator.

2.12. Women & Sport

  • Romanized Olimpiade pernah melaksanakan gulat dan kontes lari untuk perempuan. Ditemukan juga sebuah bukti arkeologis bahwa perempuan pernah berkompetisi sebagai gladiator. 


2.13. Games & Spectacles
Hari libur keagamaan menjadi festival dimana terdapat 53 hari libur di 173 SM dan hampir 200 di 300 AD. Festival tersebut mengadakan permainan seperti perkelahian gladiator, kuda dan kereta ras, dan berbagai bentuk lain dari pertempuran.

2.13.1. Flavian Amphitheater (Colosseum)
Merupakan arena tempat melaksanakan pertempuran pada festival di hari libur. Memuat ruang cukup untuk 50.000 penonton. Biasanya dilaksanakan pertunjukkan seperti perkelahian hewan, pria dan wanita dilemparkan ke hewan, pertempuran gladiator sampai titik terakhir dan pertempuran masa juga pernah diadakan. Kaisar Claudius membanjiri Colosseum dan memerintahkan 19.000 budak ke dalam kapal.

2.13.2. Circus Maximus
Merupakan pertunjukkan pacuan kuda utama di Roma. Kereta-kereta saling berbalapan dan gladiator berperang didepan 250 ribu penonton.

2.13.3. Gladiators
Para partisipan yang bertempur dalam permainan gladiator merupakan penjahat atau budak yang sudah dilatih, namun ada juga beberapa pria yang bersukarela untuk mengikuti acara ini.
4 kelas utama dalam gladiator Thracian, Samnite, Retiarius, Murmillo. Mereka berpakaian sebagai musuh Romawi dan berkelahi sampai mati. Mereka mengambil sumpah untuk dibakar dengan api, dibelenggu dengan rantai, dikocok dengan batang dan dibunuh dengan baja.

2.14. Sport and Christianity
Pertumbuhan kekristenan memberikan dampak dalam olahraga. Orang Kristen cenderung menghindari olahraga dan permainan tetapi mereka hadir untuk menonton dan berjudi pada peristiwa tersebut. Kekaisaran Kristen mengadopsi kereta balap yang populer dari Roma. Festival atletik Yunani dan Romawi berakhir dengan kehancuran Roma pada 410 AD.

2.15. Greek Reaction to Roman Sport
Banyak orang Yunani yang menentang pengenalan olahraga Romawi. Beberapa kaisar menyukai Olimpiade dan menghabiskan uangnya untuk mengembalikan tempat atletik Yunani seperti Olympia. Kontes gladiator dipentaskan di Yunani pada abad pertama masehi.

3. Philosophy, Sport & Physical Education During the Middle Ages: 900-1400

3.1. General History

  • Dark Ages: setelah jatuhnya Roma (476 M) sampai 900 M. Runtuhnya Roma dan awal Dark Ages menyebabkan kekacauan. Banyak masyarakat kota yang mencari perlindungan dari bangsawan yang kuat. 
  • Abad Pertengahan: dari 900 AD ke awal Italian Renaissance, abad ke 14.

3.2. Impact of Christianity
Gereja Kristen merupakan lembaga satu-satunya yang tersisa setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi. Mereka menyediakan simbol stabilitas dan ketertiban di tengah-tengah ketakutan.

3.3. Teologi gereja
Berdasarkan pada iman mutlak dan keyakinan kepastian wahyu ilahi, yaitu Tuhan secara langsung yang mengungkapkan kebenaran melalui doa dan kitab suci. Menjanjikan surga bagi semua orang yang mengikuti ajaran-ajarannya.

3.4. Christianity & Greek Philosophy
Filsuf pada masa Abad Pertengahan tidak memiliki akses yang banyak ke sumber sastra. Karya-karya Yunani yang digunakan kebanyakan milik Plato dan Aristoteles. Mereka tertarik pada pertanyaan-pertanyaan metafisik yang sama seperti Krsiten, seperti tentang keberadaan jiwa, personifikasi dan kepercayaan kepada Tuhan, sifat keberadaan dan sistem etika.

3.5. Philosophical Positions of The Body

  • Biblical Jesus: kesempurnaan dalam tubuh, pikiran dan jiwa. Tuhan menciptakan alam semesta, pria dan wanita, pikiran dan tubuh. Tersirat tubuh dan jiwa yang baik.
  • Ortodoks: menolak gagasan bahwa tubuh adalah jahat. Tubuh adalah “messenger of death”.


3.6. Philosophical Positions of The Body: Middle Ages

  • Dualisme asketis: perpaduan filsafat Plato & sejarah Kristen dan pemikiran keagamaan lainnya.
  • Skolastik: melihat hubungan erat antara pikiran dan tubuh. 


3.7. Thomas Aquinas (1255 - 1274)

  • Memeluk kebugaran fisik dan hiburan sebagai suatu hal yang positif untuk mempromosikan sosial dan moral kesejahteraan.
  • Mengatakan bahwa kecerdasan sebagaian bergantung pada tingkat kebugaran fisik individu.
  • Percaya bahwa kita dapat mengetahui hal-hal melalui tubuh kita serta melalui pikiran. Pikiran sifatnya lebih unggul daripada tubuh.
  • Sependapat dengan Aristoteles: manusia merupakan komposit integral dari tubuh dan jiwa. Jiwa memerlukan tubuh untuk memperoleh pengetahuan. Tidak percaya bahwa tubuh adalah utusan kematian. 


3.8. Maimonides: dokter Yahudi


Nothing is more useful for the preservation of health than physical exercise"

3.9. St. Bonaventure: scholastic
Menyatakan bahwa jiwa tidak dipenjarakan oleh tubuh. Setiap individu hadir sebagai kesatuan tubuh dan jiwa.

3.10. Holidays & Ball Games
Kehidupan para budak sangat sulit. Mereka memiliki rumah tapi bekerja tanah sebagai sewa untuk perlindungan. Rekreasi hanya pada hari Minggu setelah gereja. Budak berpartisipasi dalam permainan dan hiburan.

3.11. Games of the Middle Ages
Permainan bola cenderung kasar dan mempunyai aturan yang lemah. Soule adalah permainan yang menyerupai sepak bola dan dimainkan oleh para budak. Permainan lainnya diantaranya adalah versi awal dari hoki, baseball dan bowling/kegel serta balap kuda.

3.12. Medieval Social Structure
Hirarki bangsawan mulai bermunculan. Hubungan feodal berdasarkan kesetiaan militer untuk seorang raja lokal, sebagai perlindungan. Raja sering memiliki pengawal atau pengikut. Mobilitas sosial menjadi sangat terbatas selama era ini berlangsung.

3.13. Aristocratic Sport
Berdasarkan pada permainan perang.

  • Tournament: periode-gala sosial dan rekreasi yang paling terkenal.
  • Joust: penunggang kuda berusaha untuk menjatuhkan satu dengan yang lainnya.
  • Turnamen Medieval: perayaan tatanan sosial. Berevolusi dari free-for-all menjadi pemerintahan.
  • Melee: sekelompok ksatria bertempur dengan hand-to-hand.


3.14. Medieval Concepts of Health

  • Diyakini teori humor kesehatan: tubuh terdiri dari empat cairan yaitu darah, dahak, empedu kuning dan empedu hitam. Kesehatan melibatkan keseimbangan humor ini. Teori humor ini menjelaskan tahap kehidupan kepribadian, suasana hati dan penyakit. Bahan herbal, mineral dan hewan digunakan untuk mengobati ketidakseimbangan humoral.



References:


http://www.crystalinks.com/rome.html di akses pada 10April 2015
bahan disarikan dari pertemuan ke-4, diunduh di www.binusmaya.ac.id pada 10 April 2015
Who Were the Etruscans http://ancienthistory.about.com/od/etruscans/f/Etruscans.htm (diakses pada 10 April 2015)

4 komentar:

  1. Sultan postingannya udah bagus. mungkin dilihat lagi apa yang harus di edit yaaa. aku kasih nilai 82 ya tan. mangaaadh !

    BalasHapus
  2. bagus sultan... tambahin gambar lagi yah
    semangat 83 buat kamu...

    BalasHapus
  3. Materinya sudah cukup lengkap, aku kasih nilai 84 yah

    BalasHapus
  4. Udah bagus sultan, lengkap yahh. Aku kasih nilai 80.

    BalasHapus